Rabu, 06 November 2013

DIRI SENDIRI

Mulailah Dari Diri Sendiri

"Berusahalah untuk selalu menjadi pihak pertama yang menunjukkan
cinta dan perhatian Anda kepada orang lain. Jangan menuntut perhatian
dan cinta mereka untuk diperlihatkan lebih dahulu. Itulah satu-satunya
cara yang saya ketahui untuk ke luar dari kegelapan hidup,
" demikian dikatakan Ny.Eunice Chew (52 tahun), salah satu finalis
pemilihan ibu teladan se-Singapura tahun lalu.

Diadopsi oleh pasangan Teochew yang kaya-raya dan sudah memiliki
seorang putra tapi masih ingin punya anak perempuan, maka masa
kanak-kanak Chew dipenuhi kemewahan. Liburan keluarga sering dilewatkan
di luar negeri. Pasangan Teochew menyayangi putrinya dengan cara mereka.
Menurut cerita Chew, mereka adalah produk pendidikan kuno yang tidak
mengenal pelukan kepada anak-anak untuk meyakinkan mereka dari waktu
ke waktu bahwa orangtua menyayangi anak-anak.

Akibatnya, Chew tumbuh menjadi wanita yang haus kasih sayang.
Ia menikah pada usia 17 tahun dengan seorang pegawai transportasi
yang bangkrut. Dari pria itu diharapkannya akan datang kasih sayang
yang dicarinya. Ternyata ia menikah dengan pria yang suka menyiksa
istri. Perkawinan itu bertahan lima tahun, dikaruniai dua anak.
Tak lama setelah bercerai, ayah angkat Chew wafat karena sakit.
Pembagian warisan menimbulkan pertikaian di dalam keluarga besar Teochew.
Akhirnya Chew ternyata tidak kebagian apa-apa selain kewajiban
mengurusi ibu angkatnya yang sudah buta dan lumpuh. Chew menjual
susu coklat Milo untuk menyambung hidupnya.

"Ini pengalaman pertama saya harus bekerja mencari uang.
Setiap malam saya menangis karena tidak mengerti berbisnis.
Apa yang harus dikatakan dan bagaimana mengatakannya? ,
" kata Chew dalam wawancara kepada harian Singapura The Straits Times.
Ia bertahan dua tahun di pekerjaan itu.
"Bagaimanapun susahnya saya mendapatkan uang,
saya selalu memastikan bahwa ibu mendapat ayam goreng dan
ikan setiap hari. Dia memang buta dan lumpuh, tetapi
dia membantu saya mengurus anak-anak sehingga saya bisa bekerja mencari uang," katanya.

Ia kemudian ganti pekerjaan, menjadi koki sebuah toko makanan.
Sekitar dua tahun kemudian ganti lagi menjadi penjual pakaian.
Setiap hari ia membopong empat kantong penuh berisi baju untuk dijual.
Tentu saja dengan menumpang kendaraan umum. Pada waktu bersamaan,
ia menambah pekerjaannya dengan dua hal lain, yaitu menjadi
makelar rumah dan mobil bekas, serta memanfaatkan bakatnya
di bidang seni. Setiap malam Chew mendesain beberapa pola kain
untuk sebuah perusahaan garmen di Jepang. Lumayan pendapatannya.
Tapi akhir 1970-an, pasar retail tekstil melemah, Chew beralih menjadi pelayan restoran.

Beberapa lama kemudian meningkat jadi pimpinan pelayan dan
kemudian menjadi manajer untuk bidang seni. "Ketika itu saya
mulai sering terbang ke luar negeri untuk bernegosiasi dengan
artis-artis terkenal agar mereka tampil di restoran saya.
Sementara itu, saya tetap meneruskan pekerjaan sambilan yang
dulu, yaitu menjual rumah dan mobil, baik yang baru maupun bekas pakai."

Chew kemudian berhasil mengumpulkan uang cukup banyak untuk
mendirikan bisnis sendiri di bidang perlengkapan mode, tetapi
dua asistennya kemudian membawa pergi semua tabungannya.
"Ketika itu saya sedang sangat membutuhkan uang karena ibu
berkali-kali masuk-ke luar rumah sakit. Hidup saya yang tadinya
sudah enak, harus mulai dibangun lagi dari nol. Betapa bodohnya
saya mempercayai mereka dengan uang sedemikian banyak," kata Chew.
Sempat terlintas pikiran untuk bunuh diri, tetapi bagaimana nasib
anak-anak kelak? "Saya bersyukur memiliki teman-teman yang memberi
dukungan moral dan bahkan meminjamkan uang. Atas bantuan mereka,
saya berhasil melewati kesulitan."

Chew sekarang memiliki penghasilan besar dari merawat orang-orang
Indonesia yang berduit, yang sedang dirawat di Singapura karena
baru melahirkan atau sedang terbaring di rumah sakit.
Ia juga menjalankan bisnis yang amat menguntungkan juga,
yaitu membuat dan menjual tonik tradisional Tiongkok.
Chew menambah kegiatannya dengan menjadi konsultan tanpa
bayaran bagi kaum istri yang menderita karena suaminya tidak setia,
dan bagi orang- orang yang lama menderita sakit, atau berpenyakit
tak tersembuhkan. "Hidup telah mengajarkan saya bahwa selalu ada
jalan ke luar dari setiap kesulitan. Pasti ada solusi yang masuk akal,
" kata Chew. "Yang Anda butuhkan adalah waktu untuk menenangkan diri,
mengatasi gejolak emosi, dan melangkah setapak demi setapak."

Ia menyarankan kepada mereka yang menghadapi kesulitan, agar menulis
daftar kesulitan itu pada sehelai kertas. Kemudian bacalah apa yang
ditulis itu, dan tanyakan pada diri sendiri, 'Apa hal terkecil yang
dapat saya lakukan hari ini untuk mengatasi kesulitan itu?'
"Gelindingkan batu-batu karang yang kecil dari hidup Anda,
sampai akhirnya Anda punya kekuatan untuk mendorong batu karang yang besar.

Saya melihat orang-orang yang sakit berusaha keras untuk bisa hidup.
Dunia ini berubah terus sepanjang waktu. Anda tidak tahu apa yang akan
terjadi besok. Maka jangan sakiti hati siapapun. Selalu pertimbangkan
perasaan orang lain terlebih dahulu, bukan perasaan Anda sendiri.
Kita memang cenderung untuk melihat sisi buruk orang lain,
walaupun karakter mereka mungkin 99 persennya baik, hanya satu
persen yang buruk. Mengapa tidak bersabar dengan memberikan mereka
waktu untuk menunjukkan yang 99 persen itu?

Di pagi hari, Anda dapat membuatkan minuman panas untuk keluarga Anda,
dan duduk menemani mereka beberapa menit, kemudian memeluk dan menciumi
mereka sebelum semuanya pergi ke tempat kerja atau ke sekolah.
Sekitar 10 menit sebelum tidur malam setiap hari,
berkumpullah bersama keluarga untuk berbagi cerita mengenai peristiwa
sepanjang hari tadi," demikian Ny.Chew.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar